Minggu, 06 Maret 2011

NABI ADAM TURUN KE BUMI

Lanjutan Kisah Nabi Adam As.
Turun ke Bumi

Kesalahan tetap harus ditebus. Nabi Adam as. dan Hawa pun akhirnya diturunkan ke bumi, sesuai rencana awal mereka diciptakan. Mereka akan tinggal dibumi untuk menjadikan bumi makmur, menjaga dan memeliharanya. Mereka akan selamanya tinggal disana, juga anak cucu mereka.
Nabi Adam as. dan Hawa diturunkan di tempat terpisah, sangat berjauhan. Bertahun-tahun mereka saling mencari, melewati hutan, gunung, lembah, dan semak belukar. Setelah saling mencari selama 90 tahun, akhirnya mereka berdua bertemu di Jabal Rahmah di Mekkah. Orang yang pergi berhaji selalu berkunjung ke Jabal Rahmah untuk mengenang peristiewa dipertemukannya kakek dan nenek mereka, Nabi Adam as. dan Hawa.
Di bumi Nabi Adam as. dan Hawa harus bekerja keras. Hidup di bumi tidaklah mudah. Mereka harus selalu waspada terhadap mara bahaya, baik dari binatang buas, bencana alam, maupun godaan setan. Setan adalah anak cucu iblis. Mereka senantiasa menggoda manusia agar tersesat, terjerumus kedalam dosa, an nantinya menjadi teman mereka di neraka.
Manusia tidak akan selamanya berada di bumi. Setelah kiamat, manusia akan kembali ke surga. Tapi, yang boleh masuk surga hanyalah orang-orang saleh, oang-orang bertakwa yang selalu taat kepada Allah, menjauhi godaan setan, dan tidak melakukan perbuatan syirik dan dosa.

Qabil dan Habil

Hidup di bumi jauh berbeda dengan di surga. Disurga segala sesuatu bisa dengan mudah didapat, dantang sendiri jika diinginkan, semetara di bumi tidak demikian. Jika ingin makan, Nabi Adam as. dan Hawa menggunakan keterampilan mereka memelihara binatang, bercocok tanam, membuat pakaian, dan sebgainya untuk bertahan hidup.
Hari-hari pun berlalu. Bulan berganti bulan, tahun demi tahun terlewati, akhirnya Nabi Adam as. dan Hawa mempunyai anak. Setiap melahirkan, Hawa selalu melahirkan anak kembar, berpasangan laki-laki dan perempuan.
Anak kembar pertama diberi nama Qabil dan Iqlima, sementara anak kembar kedua diberi nama Habil dan Labuda. Saat beranjak dewasa, Qabil bercocok tanam, Habil menjadi penggembala. Qabil mempunyai sifat pemarah, sedangkan Habil penyabar dan ramah.
Sesuai perinah Allah, anak-anak yang sudah dewasa itu harus dinikahkan secara silang. Qabil harus di nikahkan dengan Labuda, saudara kembar Habil. Sedangkan Habil harus di nikahkan dengan Iqlima, saudara kembar Qabil. Tapi, Qabil tidak mau menikah  dengan Labuda karena Iqlima lebih cantik dari Labuda. Qabil hanya mau menikah dengan Iqlima, saudara kembarnya sendiri.
“Iqlima harus jadi istriku. Habil tiak boleh menikah dengan nya.” Qabil berkeras. Ia tidak mau tahu meskipun itu adalah perintah Allah. Iblis telah membisikinya.
Nabi Adam as. pusing memikirkan masalah itu. Beliau lalu berdoa kepada Allah, memohon petunjuk untuk menyelesaikan persoalan. Akhirnya, Allah memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan kurban.
“Barang siapa yang diterima kurbannya boleh memperistri Iqlima”, kata Nabi Adam as. Keduanya setuju; Qabil merasa pasti menang.
Qabil kemudian mempersembahkan hasil panennya. Ia memilih buah-buahan yang jelek karena yang bagus untuk dirinya sendiri. Tapi, tidak demikian dengan Habil. Ia mempersembahkan binatang ternaknya yang paling bagus. Dipilihnya kambing yang paling gemuk. Ia ingin kurbannya diterima sebagai ibadah.
Qabil kemudian menggelar hasil panennya dan Habil menyembelih kambingnya. Merka lalu membawa hasil panennya kepuncak gunung.
“Kita lihat siapa yang kurbannya diterima Allah”, kata Nabi Adam as.
Keesokan harinya, Nabi Adam as. bersama Qabil dan Habil kembali kepuncak gunung untuk melihat kurban yang telah mereka persembahkan kemarin. Sembelihan Habil telah habis, pertanda kurbannya di terima, sementara hasil panen Qabil masih utuh, pertanda kurban nya tidak diterima.
“Kau harus bersyukur Habil, kurbanmu diterima Allah” kata Nabi Adam as.
Habil sangat gembira kurbannya diterima. Tak henti ia mengucap syukur, memuji kebesaan Allah. Ia akan menikah dengan Iqlima seorang perempuan yang cantik dan salehah.
Tapi, ternyata Qabil tidak terima. Ia lupa dengan perjanjian awal bahwa siapapun yang kurbannya diterima boleh menikahi Iqlima. Ia tetap menginginkan iqlima sebagai istrinya. Di hatinya mulai merasuk perasaan benci dan dengki. Iblis pun membisikinya, “Singkirkan saja Habil agar dia tidak menghalangimu menikahi Iqlima, kaulah yang palinga berhak”
Qabil masih ragu. Akankah dia tega membunuh adik kandungnya sendiri?
Namun, iblis terus membakar perasaan Qabil dengan berbagai alasan pembenar.
Suatu ketika, Habil sedang berjalan sendirian menuju suatu tempat. Qabil melihatnya. Iblis terus membisikan rayuan jahatnya kepada Qabil. “Bunuh Habil sekarang. Kau tidak akan bisa menikahi Iqlima selama Habil masih ada. Karena kurbannya telah diterima Allah, satu-satunya cara bagimu untuk dapat menikahi Iqlima yaitu dengan membunuh Habil”.
Qabil mulai terbujuk.
“Habil……..!!!!” teriaknya. “Kesempatanku unutk memperistri Iqlima hilang gara-gara kau!”
Iblis terus memanas-manasi Qabil, membuatnya semakin marah, samapai benar-benar kalap. Qabil sekarang sudah benar-benar ingin membunuh Habil, saudaranya sendiri.
Habil terkejut sekali, tidak menyangka kakak nya begitu marah. Bukankah kemarin mereka telah bersepakat Habil-lah yang boleh memperistri Iqlima karena kurbanya diterima? Mengapa sekarang Qabil ingkar janji?
Habil menghadapi kemarahan kakak nya dengan tetap tenang. “Silakan saja” katanya.
“Tapi, kau akan masuk neraka karenanya”, Habil melanjutkan nasihatnya.
Qabil semakin beringas.
“Di neraka kau akan menanggung dosamu dan dosaku”, Habil masih berusaha menasihati.
Tapi Qabil tetap tidak peduli. Diambilah sebongkah batu lalu dilemparkannya ke kepala Habil.
Bruuuuuuuk!!!!!! Habil jatuh terkena hantaman batu. Kepalanya bersimbah darah.
Bukan main girangnya iblis. Untuk kedua kalinya ia berhasil menggoda manusia agar menjadi temannya di neraka.
Menyadari saudara kandungnya terbunuh, Qabil langsung kebingungan. Ia sangat bingung. Kemana ia harus menyembunyikan jasad Habil?
Berhari-hari Qabil membawa-bawa tubuh Habil. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba seekor burung gagak terabng rendah. Burung dengan bulu hitam legam itu tengah membawa bangkai burung gagak lain. Ia lalu turun ke tanah, menggaruk-garuk tanah dengan cakarnya yang runcing dan tajam. Qabil terus memperhatikannya.
Setelah tanah berlubang dengan cakarbya, sang gagak lalu meletakan bangkai yang dibawanya itu kedalam lubang. Ia mengais kembali tanah yang digaruknya tadi, menimbuni gagak yang telah mati dengan tanah. Gagak yang sudah mati itu pun sekarang terkubur.
Menyaksikan itu, Qabil lantas berpikir,”Ahhh….! Mengapa tak aku kubur saja jasad Habil seperti burung gagak tadi?”
Maka, mulailah Qabil menggali tanah, membuat lubang untuk mengubur Habil. Setelah itu dimasukan nya jasad Habil dan ditutupnya dengan tanah.
Itulah pembunuhan yang pertama terjadi, perbuatan yang dosanya sangat besar.
Hari-hari berikutnya Qabil selalu dirundung kegelisahan. Hatinya tak tenang. Ia selalu memikirkan akibat yang akan ditanggungnyakelak, masuk neraka bersama iblis.

Selasa, 01 Maret 2011

KISAH NABI ADAM AS.


KISAH NABI ADAM  AS.
Bapak Umat Manusia


P

ada mulanya alam ini tidak ada. Allah kemudian menciptakanya. Allah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya dalam enam masa.
     
Sebelum menjadi seperti sekarang ini, bumi dan langit menyatu. Allah kemudian memisahkan menjadi dua.
     
Setelah itu, Allah menciptakan malaikat, jin, binatang dan tumbuhan yang berjuta-juta jumlahnya. Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari nyala api. Dalam perkembangannya, jin kemudian ada yang membangkang kepada Allah. Maka disebut Iblis.
     
Sebagian makhluk Allah hidup di langit, sebagian lagi di bumi. Malaikat dan jin, termasuk iblis didalamnya, hidup di surga. Sehari-hari mereka hanya beribadah kepada Allah. Tinggal di surga penuh kenikmatan.
     
Dibumi, Allah menciptakan , dan sebagainya. Bentuk dan ukuran mereka pun bermacam-macam. Ada yang sangat kecil, hingga tak dapat dilihat,ada pula yang sangat besar,bahkan lebih besar dari gajah. Ada pulayang hidup di darat. Ada yang memakan tumbuhan, ada pula yang memakan daging. Ada yang bertelur, ada juga yang beranak. Sebagian binatang ciptaan Allah itu sekarang sudah punah. Misalnya, dinosaurus yang tinggal tersisa tulang belulangnya saja. Kepunahan itu diakibatkan oleh banyak hal, diantaranya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir, atau meluapnya lautan.
     
Ribuan tahun setelah itu, Allah menciptakan manusia. Kepada para malaikat Allah berfirman, “Aku akan menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di  muka bumi.”
     
Malaikat yang terkejut mendengar berita itu lantas bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan orang yang akan berbuat kerusakan di dalamnya? Saling menumpahkan darah sesamanya? Dan bukankah kami selalu memuji dan menyucikan-Mu?”

“Aku lebih tahu terhadap segala yang tidak kalian tahu!” kata Allah. Para malaikat akhirnya mengerti. Kehendak Allah pasti terlaksana. Mereka taat dengan keputusan itu. Aka ada makhluk  baru yang segera diciptakan.

Setelah itu, Allah mengutus malaikat ke bumi untuk mengumpulkan berbagai jenis tanah liat. Allah membentuk tanah liat itu menjadi tubuh manusia, lengkap dengan tangan, kaki, hidung, pipi, mulut, perut, dan sebagainya, juga dengan pancaindra. Menurut satu riwayat, tingginya delapan puluh hasta.”*

Setelah semuanya sempurna, Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh itu. Sebentuk tubuh itu pun bisa bergerak, berbicara, dan berpikir. Makhluk itu  lalu diberi nama Adam. Dialah Nabi Adam as., manusia pertama yang Allah ciptakan. Semua manusia adalah anak cucu beliau, baik laki-laki maupun perempuan, bukan jelmaan monyet yang berevolusi.
           
Allah kemudian mengajarkan nama semua benda kepada Nabi
Adam as. Dan kepada malaikat Allah berfirman, “Sebutkanlah nama-nama benda itu jika kalian memang makhluk yang benar!”
           
“Maha Suci Engkau. Kami tidak mengetahui dan Mahabijaksana,” jawab malaikat.
           
Ternyata Nabi Adam as. Bisa menyebutkan nama-nama benda itu. Malaikat pun sadar, disinalah letak rahasia penciptaan nabi Adam as,. Sang manusia pertama. Manusia dikaruniai kemampuan daya piker yang hebat, melebihi malaikat. Manusia memiliki akal dan ingatan kuat. Berbekal akal pikiran itu kelak manusia diturunkan ke bumi.

Allah selanjutnya memerintahkan malaikat dan jin termasuk iblis didalamnya untuk bersujud member penghormatn kepada Nabi Adam as. Malaikat mematuhi perintah itu dan segera bersujud kepada beliau. Namun, ternyata ada jin nya membangkang. Jin itulah kemudian disebut iblis. Iblis tidak mau; iblis menolak sujud kepada Adam. Karena sombong, ia merasa lebih baik karena, diciptakan dari nyala api, sementara nabi Adam as. Dari tanah liat. Iblis merasa lebih hebat dan lebih baik disbanding Nabi Adam. Iblis merasa lebih baik dari manusia.

Allah murka terhadap pembangkangan iblis. Pembangkangan tak pantas tinggal di surgayang penuh kenikmatan. Jadi, Allah pun mengusir iblis dari surge. Tapi, bukannya menyadari kesalahannya, iblis malah menyalahkan Nabi Adam as. Menurutnya, Nabi Adam as.-lah yang telah membuatnya terusir dari surge. Ia lantas bersumpah dihadapan Allah, “Inikah makhluk yang lebih engkau muliakan daripada aku? Berilah aku umur sampai kiamat tiba. Aku bersumpah akan menyesatkan semua anak keturunannya, sampai hanya tersisa sedikit saja!”

Begitulah iblis bersumpah akan menyesatkan umat manusia agar menjadi temannya di neraka.

Terhadap perkataan iblis itu Allah menjawab, “Kau bisa menyesatkan manusia kecuali hamba-hamba-ku yang ikhlas.”

Sejak saat itu iblis terusir dari surge, tak lagi menikmati kemewahan surge beserta isinya. Hari-harinya selalu dipenuhi rasa dendam kepada Nabi Adam as. Dan nabi cucu beliau juga mengalami nasib sepertinya, terusir dari surga.

Nabi Adam as. Meminta Pendamping

Nabi Adam as. Melewatkan hari-hari beliau di surge sendirian. Kenikamtan demi kenikmatan beliau rasakan. Segala sesuatunya bisa beliau dapatkan dengan sangat mudah. Buah-buahan dan daging yang lezat tersedia melimpah ruah; semua sudah tersedia tanpa perlu menanam tinggal memetik, tanpa berburu tinggal menyantap.

Lama-kelamaan Nabi Adam as. Merasa ada sesuatu yang kurang. Beliau menyadari beliau membutuhkan teman agar tak sendirian lagi, agar suasana di surge tidak lagi sepi. Beliau kemudian memohon kepada Allah agar memberikan seorang pendamping hidup. Allah mengabulkannya.

Allah kemudian menciptakan seorang perempuan sebagai pendamping Nabi Adam as. Nama perempuan itu adalah Hawa. Hari-hari berikutnya, Nabi Adam as. Tidak lagi kesepian. Kini beliau mempunyai teman yang bisa diajak berbicara.

Kepada Nabi Adam as. dan Hawa Allah berpesan, “Tinggallah kalian di surga ini. Makanlah apasaja yang kalian kehendaki. Tapi, jangan kalian dekati sebatang pohon ini.”

Nabi Adam as. dan Hawa mematuhi larangan itu. Berdua mereka makan apa saja yang mereka inginkan, tapi tak pernah mendekati pohon terlarang.

Godaan Iblis

Setelah terusir, iblis tak lagi berada di surga. Meskipun begitu, ia sering mondar-mandir di sekitar surga, melihat-lihat dan mendengarkan segala sesuatu. Iblis kembali teringat saat-saat indah di surge dulu. Ia juga teringat dirinya diusir dari surga gara-gara membangkang perintah bersujud kepada Nabi Adam as. melihat Nabi Adam as.hidup bahagia di surga, dendamnya semakin berkobar.

Suatu kali iblis dating kesurga. Saat itulah Allah sedang berpesan kepada Nabi Adam as.dan Hawa agar tak mendekati pohon terlarang. Iblis menyeringai.

“Hmm, inilah kesempatan untuk menjebak Adam” pikirnya.

Namun, Allah tentu saja mengetahui rencana busuk iblis. Allah kemudian memperingatkan Adam dan Hawa agar berhati-hati terhadap iblis. “Wahai Adam (dan Hawa)! Berhati-htilah kepada iblis. Dia adalah musuh kalian berdua, jangan sampai dia menggelincirkanmu dari surga!”

Nabi Adam as.dan Hawa menaati perintah itu. Mereka selalu waspada jika bertemu iblis. Mereka tidak ingin mengalami nasib seperti iblis, terusir dari surga, diturunkan kedunia.

Suatu waktu iblis mendapatkan kesempatan berbicara kepada Nabi Adam as.dan Hawa. Ia membujuk  mereka agar memetih buah pohon terlarang.

“Wahai Adam, tahukah kau mengapa kalian tidak boleh memakan buah itu? Karena jika memakannya, kalian akan kekal di surga. Itulah pohon khuldi. Makanlah,” bujuk iblis.

Namun, Nabi Adam as. tidak terbujuk karena takut melanggar larangan Allah. Beliau berhasil menepis godaan iblis.

Iblis dating lagi di lain waktu. Iblis memang pantang menyerah. Ia telah bersumpah akan mengeluarkan Nabi Adam as. dari surga, menjerumuskan manusia ke neraka. Demi sumpahnya itu, iblis tak pernah berhenti berusaha. Tapi, Nab Adam as. masih teguh pendirian; beliau pun mengusir iblis.

Tak berhasil menggoda Nabi Adam as,. iblis lalu mendatangi Hawa. Sekali, lagi ia bersumpah “Demi Allah”, katanya. “Aku hanya menasihati. Demi kebaikan kalian berdua, makanlah buah itu agar kalian kekal di dalam surga!”

Hawa pun tergoda. Ia lalu membujuk suaminya, Nabi Adam as,. agar makan buah pohon terlarang yang iblis sebut pohon khuldi. Hawa mengajak beliau, berdua memetik buah itu.

Tergoda dengan rayuan iblis dan lupa akan larangan Allah, Nabi Adam as. an Hawa pun memakan buah terlarang itu. Iblis tersenyum puas penuh kemenangan. Dendamnya kepada Nabi Adam as. terbalas sudah. Sebentar lagi Nabi Adam as. akan mengalami nasib yang sama seperti dirinya, terusir dari surga.

Nabi Adam as. dan Hawa segera menyadari kesalahan yang mereka perbuat. Mereka menyesal dan malu bukan kepalang karena setelah memakan buah itu aurat mereka kelihatan. Segera mereka menutupinya dengan dedaunan surga. Kembali mereka teringat akan larangan Allah agar tidak mendekati pohon terlarang itu, agar tidak mempercayai iblis terlaknat.

Tapi, segalanya sudah terjadi. Dan tidak seperti iblis yang tidak mau mengakui kesalahannya, Nabi Adam as. dan Hawa mengakui kesalahan mereka telah melanggar larangan Allah. Mereka pun bersiap menghadap Allah unutk memohon ampun.

Nabi Adam as. dan Hawa berdoa penuh penyesalan, bertobat dan memohon ampunan kepada Allah. “Ya Allah, kami telah zalim kepada diri kami sendiri. Jika engkau tidak mengampuni, tidak merahmati kami, tentu kami sangat merugi.”

Nabi Adam as., Hawa, dan iblis sama-sama melanggar perintah Allah. Bedanya, iblis teteap sombong, tak mau menyadari kesalahannya, sementara Nabi Adam as. dan Hawa segera sadar dan bertobat. Dengan bertobat, manusia bisa terbebas dari dosa. Berkat doa itulah Allah mengampuni Nabi Adam as. dan Hawa.